one slow dance
blah blah blah.
you can introduce your blog or curse your readers here, whichever's more fun, though i recommend the latter :D
navigations are above.
just hover over david desrosiers, jeff stinco, pierre bouvier, sebastien lefebvre and chuck comeau.
i'm just a kid
your profile goes here. i suggest sticking to languages known to mankind. iow, twitting is bad.
other than that, have fun writing a long grandiloquent essay on your utter greatness.
Friday, January 23, 2009
first--in kuali bocor..
Dimana ini?
Kenapa tempat ini gelap dan kesannya sangat menyeramkan? Hii~ Cassie takut. Untung ada kak Clorenzo disini.
"Cassie, sayang. Kau harus tinggal disini sebelum dan setelah kau membeli barang-barangmu di Diagon Alley. Welcome to Leaky Cauldron" ucap kak Clorenzo seraya membawakan beberapa barang-barangnya dan masuk ke dalam tempat yang sekilas terlihat seperti gudang itu. "Hah!? Diagonal, eh? apa? Namanya sedikit sulit. Dan--kuali bocor? Ini tempat penjualan kuali?" tanya Cassie kepada kakaknya seraya memandang berkeliling ruangan yang terlihat seperti gudang itu. Gelap. Dan ada beberapa yang terlihat berdebu. "Ahaha. Cassie, mulailah belajar mandiri mulai sekarang. Aku akan menjemputmu besok pagi untuk mengantarmu ke Diagon Alley. Kau akan tinggal disini. Katakan saja apa yang kau butuhkan pada pegawai magang yang ada di sana." jelas kakak seraya memberikan seluruh barang-barang muggle-nya kembali kepadanya.
Tempat ini ramai. Sangat ramai, malah. Kau lihat! Banyak anak-anak yang seusia dirinya sedang memesan atau juga baru datang seperti dirinya. Mereka semua berani, ya! Hebat. "Kak, pegawai magang itu? Masih seusia Cassie 'kan? Mungkin 12 atau 13. Hogwarts jahat. Mereka itu 'kan masih harus bersekolah. Kenapa malah magang disini?" ucap Cassie sedikit kesal begitu menyadari tingginya dan tinggi beberapa pegawai magang yang ada disana tidak jauh berbeda. "Itu pilihan mereka. Tak ada paksaan." ucap kak Clorenzo yang kemudian tersenyum. Mendengar jawaban halus dari kakak laki-lakinya, Cassie jadi yakin, Hogwarts bukan tempat buruk. "Sebenarnya kakak agak khawatir kalau meninggalkanmu sendiri disini. Mengingat--err, yeah, kau terlalu sering mengalami kecelakaan kecil atau biasa mereka sebut kesialan. Tapi--paman Ren bilang ini tidak buruk." tambah kak Clorenzo. Terlihat sekali wajah kak Clorenzo yang sangat cemas akan dirinya. Cassie tersenyum. "Cassie takkan apa-apa. Cassie bisa mandiri. Kakak bisa percaya pada Cassie." ucapnya manis seraya kemudian memberi kecupan hangat di pipi kanan kakaknya itu.
Tak berapa lama setelah ia memberikan kecupan hangatnya pada kakak laki-lakinya yang bertubuh besar dan berusia 18 tahun itu, gadis kecil itu mengambil semua barang-barangnya yang sedari tadi dipegang oleh kak Clorenzo. "Kakak bisa percaya padamu?" ucap Clorenzo lagi seraya mengacak rambut pirang milik gadis kecil 11 tahun itu. "Promise!" ucapnya mantap dan kemudian melambaikan tangannya pada Clorenzo yang berlalu pergi meninggalkannya.
Hhh--gadis itu mendesah pelan. Mencoba lebih mandiri mulai sekarang. Yak--mulai sekarang! Ia melangkahkan kakinya pelan. Debu-debu kecil bertebaran saat tapal sepatunya menyentuh beberapa puing debu yang berserakan di lantai hitam itu. Ingin sekali rasanya ia cepat-cepat melihat kamar seperti apa yang akan didapatnya. Mengingat ini pertama kali. Ia tidak sabaran. Langkahnya semakin cepat, sampai--
GUBRAKK!!
--kakinya beradu dengan salah satu tali tasnya yang terlepas dari genggamannya. Ia terjerembab jatuh di atas lantai hitam itu. Lagi--sepertinya kesialan takkan meninggalkannya. Ia mencoba berdiri. Mengambil tali tasnya yang terlepas dan mulai menggenggamnya. Ia menggeleng pelan. Berusaha menghilangkan debu yang mulai menyangkut di rambut panjangnya. Tidak butuh waktu lama, ia membersihkan barang-barangnya yang tadi terjatuh dan mulai membawanya lagi, mendekat ke salah satu pegawai magang yang sedang kosong. Umm--sudah semua?
Ia berjalan mendekati meja--yang sepertinya adalah tempat memesan kamar dan sebagainya. Ia berusaha duduk di salah satu kursi untuk memesan. Tapi-- BUKK...
Kakinya terbentur kursi lain dengan keras. Tepat di tulang keringnya. Cukup sakit kali ini. Ia mengelus kakinya yang sakit dengan sebelah tangannya. Mencoba untuk tidak menenggelamkan kepalanya dari atas meja. Ia harus cepat dapat kamar sepertinya. "Hi, senior! Cassie bisa pesan kamar? Cassie perlu kamar. Berapa Cassie harus membayarnya?" ucapnya pada senior yang ada di depannya sekarang sambil terus mengusap kakinya yang sakit karena terbentur tadi.
another day, another casualty
5:29 AM