one slow dance
blah blah blah.
you can introduce your blog or curse your readers here, whichever's more fun, though i recommend the latter :D
navigations are above.
just hover over david desrosiers, jeff stinco, pierre bouvier, sebastien lefebvre and chuck comeau.
Friday, January 23, 2009
-first of all andromeda adventure
Pagi, iya
kan?Lalu, kenapa gadis kecil berusia 11 tahun itu masih terlelap di tempat tidurnya. Sedangkan--kalian bisa lihat kalau adiknya--Silvester yang selalu dipanggil Alan oleh kakaknya itu sudah berada di depan meja makan. Paman Ren--yang bertubuh besar gemuk itu juga sudah menyandarkan bokong besarnya itu di salah satu bangku yang terbilang kecil untuk diduduki oleh paman Ren yang bertubuh besar. Bibi Zi juga sudah sibuk
mondar-mandir dapur-meja makan untuk meletakkan makanan yang sudah dimasaknya. Tapi--eh, lalu, kenapa gadis kecil berambut pirang semi-ikal itu masih terlelap di atas kasur? Ini sudah jam 8 pagi. Dan, seperti kata orang terdahulu--atau memang Mama-nya saja, seorang gadis tidak boleh bangun siang-siang. Iya
kan?Paman Ren bersandari di sandaran kursi kayu di depan meja makannya seraya membentangkan koran lebar-lebar. Sedangkan, Alan? Masih asyik dengan buku-bukunya yang sejak semalam dibacanya. Tak ada yang berminat membangunkan gadis manja satu itu. Kak Athena? Kak Clorenzo? Mereka justru sedang asyik dengan urusan masing-masing. Menonton salah satu acara televisi kesukaan mereka berdua.
Bibi Zi sepertinya sudah siap dengan semua masakannya. Tinggal menyajikan dan memakannya. Semua sudah berkumpul di depan meja makan. Alan meletakkan buku-bukunya disampingnya--tentu saja dengan memberi tanda terlebih dahulu sampai mana ia membaca, Paman Ren meletakkan korannya di sampingnya. Kak Clorenzo dan kak kak Athena, juga sudah berada di depan meja--dan meninggalkan acara santai-santai mereka untuk siap makan pagi. Serta tidak ketinggalan, bibi Zi juga sudah berada di depan meja, seusai beliau meletakkan baju pengaman--
celemek di atas kotak tempat cucian pakaian kotor.
"Baiklah. Saatnya sarapan, anak-anak. Perempuan disamping paman sudah menyiapkan makanan enak untuk kita semua sekarang." ucap Paman Ren membuka keheningan. "Oh ya--ayo kita tes! Kalau sampai perempuan di samping paman itu memasak-masakan yang aneh, aku takkan segan-segan menggelitik Athena! Hahaha." ucap kak Clorenzio bercanda. Semua tertawa. "--tunggu, anak-anak! Dimana Cassie? Sudah bangunkah dia?" tanya paman Ren membuat semua orang hening. Semua saling melihat satu sama lain--kecuali, Alan. Dia satu kamar dengan gadis itu, seharusnya dia tahu apa kakaknya itu masih tidur atau sudah bangun. Tanpa berlama-lama, semua mata tertuju pada bocah pria yang sedang bersiul-siul seraya menopang dahu. "Vest, sayang--kemana kakakmu?" ucap paman Ren seraya mendekatkan wajahnya pada bocah kecil yang ada di hadapannya. "Anak itu masih tidur. Ada di kamarnya--aku tidak mau membangunkannya." ucap Vest--panggilan semua orang padanya, kecuali Cassie--pada semua orang yang tengah memandangnya, aneh.
Bibi Zi beranjak bangun dari duduknya, bermaksud membangunkan gadis kecil yang tidak tahu aturan itu. Semua orang mendesah pelan. Kecewa karena harus menunda sarapan mereka.
BUKK!!Buku tebal yang sedang dibaca oleh Vest terjatuh. Ia terpaksa membungkuk mengambilnya. Dari dalam kolong meja--ia bisa melihat sesosok burung yang akan sangat
jarang dilihatnya jika siang hari. Burung hantu. Segera saja, Vest meraih bukunya dan kembali duduk. "Paman, kakak, bibi. Look at!" teriaknya seraya menunjuk arah jendela rumah mereka yang ternyata dijadikan sasaran burung hantu itu mendarat. Paman Ren kaget akan kedatangan burung hantu itu. Mereka semua mendekati burung itu. Dan mengambil surat yang ada di genggaman burung hantu besar itu. Tertulis di depannya dari Wizarding School Hogwarts. Wake it! Paman Ren segera meraih surat itu, dan melihatnya. "Cassie! Cassie sayang! Bangun, nak!" ucap paman Ren keras.
GUBRAKK!!Tak berapa lama, suara keras menghentikan perhatian semua orang yang ada di sana akan surat itu. "Oh--jangan lagi!" ucap kak Athena, kak Clorenzo, dan Vest berbarengan. Dalam sepersekian detik--mereka bisa melihat sesosok gadis berpiama serba biru keluar dari lorong kecil di rumah itu.
"Lagi?" tanya Vest ragu-ragu. "Ya, aku terbangun karena teriakan paman Ren, dan kepalaku tertabrak pintu ketika berusaha menerobos pintu kamar. Mataku masih buram. Tapi--jangan khawatir, aku tidak apa. Seperti biasa." ucapnya ceria seraya memberikan senyum terbaiknya. "Kenapa paman memanggilku? Sarapan sudah mulai, ya!" tanyanya seraya mendekati paman Ren yang sedang berdiri mematung di depan jendela. "Tidak, nak. Lihat! Ini surat dari Hogwarts. Kau diterima disana!" tanya paman Ren antusias. Semua mendadak kaget setengah mati. Terutama Vest. "Hogg--apa, paman? Apa itu sekolah? Tapi--aku masih bersekolah di St. Maria, dan akan selesai sebentar lagi. Aku belum menjalani tes dimanapun." ucap Cassie bingung. "Bodoh! yang benar itu Hogwarts. Sekolah sihir nomor 1 di seluruh Inggris. Kau diterima disana! Sulit dipercaya. Orang sepertimu!" bentak Vest keras. "Sekolah sihir? di Inggris? Aku tak pernah dengar." balasnya bertambah bingung. "Sebaiknya kau baca ini, Cassie!" ucap kak Athena menyerahkan surat aneh yang berlambangkan huruf H besar dengan beberapa binatang di sekelilingnya.
SEKOLAH SIHIR HOGWARTS
Kepala sekolah: Albus Dumbledore
(Order of Merlin, Kelas Pertama, Penyihir Hebat, Kepala Penyihir, Konfederasi Sihir Internasional)
Ms. Stoone yang baik, Dengan gembira kami mengabarkan bahwa kami menyediakan tempat untuk Anda di Sekolah Sihir Hogwarts. Terlampir daftar semua buku dan peralatan yang dibutuhkan. Tahun ajaran baru mulai 1 September. Hormat saya, Minerva McGonagall Wakil Kepala Sekolah
SEKOLAH SIHIR HOGWARTS
Seragam
Siswa kelas satu memerlukan:
1. Tiga setel jubah kerja sederhana (hitam)
2. Satu topi kerucut (hitam) untuk dipakai setiap hari
3. Sepasang sarung tangan pelindung (dari kulit naga atau sejenisnya)
4. Satu mantel musim dingin (hitam, kancing perak)
Tolong diperhatikan bahwa semua pakaian siswa harus ada label namanya.
Buku
Semua siswa harus memiliki buku-buku berikut:
Kitab Mantra Standar (Tingkat 1) oleh Miranda Goshawk
Sejarah Sihir oleh Bathilda Bagshot
Teori Ilmu Gaib oleh Adalbert Waffling
Pengantar Transfigurasi Bagi Pemula oleh Emeric Switch
Seribu Satu Tanaman Obat dan Jamur Gaib oleh Phyllida Spore
Cairan dan Ramuan Ajaib oleh Arsenius Jigger
Hewan-hewan Fantastis dan di Mana Mereka Bisa Ditemukan oleh Newt Scamander
Kekuatan Gelap: Penuntun Perlindungan Diri oleh Quentin Trimble
Peralatan lain
1 tongkat sihir
1 kuali (bahan campuran timah putih-timah hitam, ukuran standar 2)
1 set tabung kaca atau kristal
1 teleskop
1 set timbangan kuningan
Siswa diizinkan membawa burung hantu ATAU kucing ATAU kodok
ORANGTUA DIINGATKAN BAHWA SISWA KELAS SATU BELUM BOLEH MEMILIKI SAPU SENDIRI
Apa ini? Cassie masih tidak mengerti dengan surat ini. Memang--sebenarnya surat itu jelas sekali. Tapi--sekolah sihir? Buku-buku sihir? Sapu terbang? Apa itu semua? Cassie tak mengerti.
"Aku.Tidak.Mengerti." ucap Cassie singkat. Well. Tolong seseorang--jelaskan semua ini. "Cassie, sayang! Kau masih ingat dengan cerita yang pernah paman ceritakan mengenai Sekolah Sihir?--" tanya paman Ren baik. Cassie hanya mengangguk. "--nah, itu sebenarnya cerita paman. Cerita yang paman alami. Sekolah sihir itu ada. Dan--dari semua keluarga Stoone, kau yang diterima di Hogwarts. Athena dan Clorenzo tidak bisa karena beberapa alasan. Dan--tidak usah khawatir dengan St. Maria, sebentar lagi kau lulus sekolah di sana bukan? Jadi--kau mengerti." jelas Paman Ren seraya memegangi pundak gadis kecil itu. Cassie mengangguk tajam, dan kemudian memberikan senyum pada semuanya, pertanda ia mengerti dan sangat senang mendapatkannya--walaupun sebenarnya tidak.
"Jadi--biar aku yang menemanimu belanja kebutuhanmu di Diagon Alley" ucap Clorenzo seraya memberikan senyum pada adiknya itu. Sekali lagi--Cassie tersenyum dan mengangguk.
Mereka semua kembali ke meja makan dan bersiap memulai sarapan. Gelang-gelang yang menghias manis di pergelangan tangannya tanpa sengaja--terjatuh. Ia membungkuk mencoba mengambil gelangnya, tapi---
JEDUGGKepalanya terbentur ujung meja dan lagi--
GUBRAKK!!--ia terpeleset karena di bawah kursinya ternyata basah dan licin. "Aku tidak apa!" ucapnya seraya melirik semua orang yang sedang melongok ke arahnya. "AHAHAHAHA..." tawa seluruh isi rumah itu menggema. Yeah--ini masih hari yang biasa. Tentu saja.
another day, another casualty
5:20 AM