one slow dance
blah blah blah.
you can introduce your blog or curse your readers here, whichever's more fun, though i recommend the latter :D
navigations are above.
just hover over david desrosiers, jeff stinco, pierre bouvier, sebastien lefebvre and chuck comeau.
Thursday, January 15, 2009
Just be around me?
"Jadi, biar kuperjelas. Kau bermimpi memperebutkan sesuatu yang tidak-tahu apa dan kemudian kau diancam dibunuh, jika kau tidak merubah jawabanmu,
begitu?" tanyanya seraya kemudian-meminum cokelat panasnya pelan.
"Yeah--kurang lebih. Sebenarnya bukan memperebutkan, tapi--kau tahu pertanyaan yang dijawab dengan 'ya-dan tidak'. Aku menjawab tidak--dan orang itu memaksa." jelasnya seraya kembali memasukkan tangannya ke dalam kantung
firenzo chips.
"Umm--oke! Apalah itu. Dan--kau tak tahu siapa "wanita" yang mengancammu?"
"Tidak! Wajahnya pucat, dingin, tapi manis. Aku rasanya pernah melihat wanita itu.. eng--" ucapnya seraya memutar otaknya.
"Aku hanya bisa pastikan dua hal.--" balasnya dengan meletakkan cangkir cokelatnya ke atas meja dan menegakkan punggungnya, menatap sobatnya itu. "--satu, itu hanya mimpi, dan berdoa saja tidak akan terjadi.--"
"Lalu, kedua?" tambahnya tak sabaran.
"--dua, dewi fortuna pasti marah padamu karena kau tak mempercayai keberadaannya, karenanya
beliau memberimu mimpi buruk." ucap Aliana seraya kemudian menepuk pundak Nebula--pelan.
"Ohh--bisa tidak kau berhenti menyangkut-pautkan dewi Foertuna dalam segala hal? Ini mimpi." balas pemuda itu seraya melepas tangan gadis di depannya sedikit kasar.
Aliana hanya diam dan mengedipkan kedua matanya--bingung. Gadis itu memang selalu terkena sial dan juga selalu menganggap Fortuna itu
real. ***
Ini sudah sore. Tidak terasa waktu akan berjalan secepat ini. Padahal--tadi, terakhir kali ia melirik jam perak bundar di atas televisinya, jarum jam pendek masih menunjuk ke arah angka 9. Sedangkan ini--jarum pendek itu sudah bertengger bersebelahan dengan jarum yang lebih panjang, dan membuat kurung atas di angka 6. Ia juga baru menyadari kalau sudah banyak kantung makanan yang berceceran di sekelilingnya. Kotor. Beginilah kalau tidak ada wanita dalam rumah. Aliana? Masih menganggap Aliana wanita dengan segala kesialannya? Ia bahkan mengalami kesialan berturut-turut yang mungkin seorang pria-pun takkan sanggup mengalaminya. Mau tahu apa istimewanya? Wanita itu selalu BAIK-BAIK saja.
"Sudah sore, kau mau menginap?" tanyanya seraya mengumpulkan semua kantung kosong di dekatnya.
"Ah--iya. Aku mau pulang saja. Tapi-masih hujan--" jawabnya dengan melongok ke luar jendela.
"--sepertinya dewi Fortuna tak mengizinkanku pulang sekarang!" ucap mereka berbarengan.
Aliana melihatnya bingung sedangkan dirinya merasa sedikit kesal akan ucapan itu.
Hujan seakan tak mau berhenti karena tak kunjung mereda.
"Aku menginap disini aja, ya!" pinta Aliana seraya mengintip ke luar jendela. "--paman dan bibi pulang kan?"
"Mereka tidak pulang hari ini. Bukankah sudah kubilang, mereka pergi selama 5 hari. Ya sudah, tidur di kamar kakak, ya!" ucapnya seraya menutup semua tirai yang panjang menutup jendela.
"Hah!? Ya.. udah deh." balasnya seraya kemudian berlari ke kamar kakak perempuan Nebula itu. Huff-- she just be around me. Thanks god!
another day, another casualty
3:35 AM