one slow dance
blah blah blah.
you can introduce your blog or curse your readers here, whichever's more fun, though i recommend the latter :D
navigations are above.
just hover over david desrosiers, jeff stinco, pierre bouvier, sebastien lefebvre and chuck comeau.
Wednesday, February 25, 2009
2nd class.. Astronomy.. 1st grade.
"Diam, Vanila!" bentak gadis kecil itu pelan seraya mencoba mengangkat wajah
penyok vanila yang semakin hari terasa semakin berat saja, eh, apa Cassie yang semakin kecil, ya? Hihihi. Mana mungkin~ eh, berarti, vanila bertambah besar, dong! Asyik! Bisa tidak, ya, vanila tumbuh jadi singa betina yang cantik, eh. Apa mungkin kucing persia tumbuh menjadi singa? Bagaimana rupanya, ya? Hahaha.
"Meongg!! Meong!" vanila terus-menerus mengeong apabila diajak bicara Cassie. Tidak bisa bicara, eh, memang iya, ya? Hihi. Sebenarnya vanila itu kenapa sih? Sejak tadi hanya mengeong dan tak mau turun dari pelukannya? Cassie sudah sengaja mengusap-usap bulu putih bersih kucing itu supaya kucing itu mau tidur, tapi--kenapa tetap tak mau tidur, sih? Cassie jadi bingung. Kening gadis itu berkerut, menautkan kedua alis tipisnya yang tanpa riasan dan masih dengan wambut semi-ikal yang terkuncir manis di belakang kepalanya. "Vanila.. mau minum? Eh--tapi, kau sudah makan, kan? Kau tak boleh makan atau minum terlalu banyak, kau bisa sakit" jelas gadis berawakan Yunani itu sambil terus mencoba mengangkat kepala kucing putih itu yang masih tetap saja sulit dan berat. "Meong~" lagi--vanila hanya mengeong. Apa mau vanila sih? Tidak pernah sebelumnya ia seperti ini. Umm--maksud Cassie, vanila tak pernah se-
rewel ini. Ia selalu tenang kalau sudah berada di pelukan gadis itu dan terkadang malah tertidur. Cassie mengurungkan niatnya untuk menurunkan vanila, dan justru dirinyalah yang meletakkan bokongnya di atas kotak empuk berwarna putih--kasur. Vanila menggetarkan badannya, berulang kali. Bulu-bulu putih halus yang ada di ekornya berdiri. Vanila sakit? Ya ampun~ panggil ambulans, panggil dokter, panggil, eh, disini kan tak ada ambulans, tak ada dokter, eh--masa' sekolah sebesar ini tak punya dokter sih? Tapi--Cassie perlunya dokter hewan, bukan dokter untuk Cassie.
Vanila masih bergetar hebat, sampai akhirnya--terdiam. Vanila tak bergeming. Pertur gendutnya, serasa semakin pelan untuk harus naik-turun. "Vanila!!" teriaknya parau. Sekarang, ia gelisah bukan-main. Ia tak tahu harus dibawa kemana vanila. Ini pertama, eh, kedua kalinya vanila sakit. Ia gelagapan sampai akhirnya bingung sendiri. Ia meletakkan vanila di kasurnya, yang sedang melingkar. Ia masih saja berlari kesana kemari sampai akhirnya.. "Meong!!" eh, vanila--bersuara lagi? Berarti yang tadi--vanila tidur? Ya ampun! Ckck. Cassie bodoh, ya! Hihihi.
Cassie mendesah pelan. Ia mengambil segulung perkamen, satu botol kecil tinta hitam, perkamen bulu Meraknya, dan juga tiga buah buku hitam tebal. Saatnya ke kelas. Dan--kelas Astronomi. Salah satu pelajaran yang tidak asing baginya, karena di St. Maria, ia sudah mempelajarinya, yeah--walaupun ia tak pernah mendapat A di pelajaran itu. Tahu? A di St. Maria itu bagus. Sama artinya dengan Perfect. Umm--kalau di err--Hogwarts, Cassie tak tahu. Huruf apa yang paling bagus. Hohoho.
Cassie keluar perlahan dari kamarnya. Ia terus menoleh ke arah vanila, walaupun ia sudah ada di depan pintu, dan alhasil...
BUKK..
Pintu--dahinya terbentur sampai mungkin agak biru sekarang, dan...
GUBRAKK!
Cassie terjatuh, karena tali sepatunya belum diikat dengan benar. Aduh~ Sekarang bokongnya kembali harus menempel dengan lantai hitam penuh debu kamar itu. Coba hitung sudah berapa kali Cassie bertindak bodoh hari ini? Umm.. satu, dua, tiga, err--sepertinya sudah banyak, ya! Cassie terkikik kecil, dan kemudian mengikat tali sepatunya. "Umm--ini kesini, lalu, yang ini kesana. Sip! Beres" ucapnya seraya memutar-mutar tali sepatunya sampai akhirnya membuat sebuah simpul tali yang dinamakan simpul pita. Lucu, kan? Hahaha.
Lantai SatuCassie terhenti sejenak di depan sebuah pintu besar yang terdapat tulisan HosWing di atasnya. Tahu, HosWing itu, apa? Hospital Wings. Well. Itu rumah sakit, ya? Umm--sudahlah! Cassie sudah hampir terlambat. Mana kelasnya jauh sekali lagi. Di menara! Itu kan sangat jauh. Tambah lagi--dengar-dengar dari senior-senior musangnya, Menara Astronomi itu adalah menara paling tinggi. Hwaa~ Jauh sekali! Tidak ada jalan-pintas di sekolah ini, ya?
Lantai dua..
Lantai tiga..
Lantai lima..
Lantai tujuh...
And~ Menara.. Cassie harus menapaki kurang-lebih 5-6 lantai untuk bisa sampai ke kelas yang sepertinya sudah hampir dimulai itu. Keringat mengalir dari pelupuk dahinya, dan tangannya sudah mulai memerah karena keringat dan juga kelelahan menjinjing jubahnya yang kepanjangan. Oh~ No! Kelasnya bahkan sudah dimulai! Cassie sudah terlambat, ya!? Aduh! Cassie berjalan pelan memasuki ruangan gelap yang terlihat indah. Banyak bintang. Indah, kan? Tanpa sadar, gadis itu mendaratkan bokongnya di salah satu bangku dekat dengan seorang gadis Gryffindor--terlihat dari warna dasinya dan juga ada emblem di jubahnya--yang tampak lumayan
dingin untuk seorang gadis. Hehehe.
Cassie memperhatikan semua orang. Oh! Tadi ada pertanyaan, ya? Apa pertanyaannya--Cassie mendapati banyak siswa yang menjelaskan perbedaan astrologi dan astronomi. Umm--Cassie tidak tahu. Cassie hanya senyum-senyum malu saat mendapati semakin banyak saja yang menjelaskan mengenai itu. Ia menoleh ke perempuan di sebelahnya. Menepuk bahu gadis itu, dan kemudian tersenyum manis padanya. "Hi! Aku--Andromeda Cassie Stoone. Salam kenal,
please!" senyumnya merekah kepada gadis itu seraya mengulurkan tangan kanannya, mengharap jabatan tangannya diterima dengan baik. Well. Ia masih melakukan 'ekspedisi pencarian teman', lho! Hihihi.
another day, another casualty
7:59 PM