one slow dance
blah blah blah.
you can introduce your blog or curse your readers here, whichever's more fun, though i recommend the latter :D
navigations are above.
just hover over david desrosiers, jeff stinco, pierre bouvier, sebastien lefebvre and chuck comeau.
Tuesday, February 3, 2009
news of days..
KRINGG!!
"Hello?! Dengan Nebula.. Jangan tanya ada siapa, karena tak ada seorang pun disini. Hanya aku. So, ini siapa?" ucap pemuda 13 tahun itu cepat dengan satu tarikan napas.
"Gyahahahaha!! Lucu kau, Nebula! Ini aku! Aliana" suara tawa menggelegar dari seberang telepon. Pemuda dengan rambut acak-acakan itu menjauhkan telepon hitam itu dari telinganya. Ia kembali mendekatkan telepon itu dan mendengar pengakuan kalau 'si penelepon' itu Aliana. Wajahnya berubah masam. Hanya hembusan nafas malas yang mungkin terdengar oleh Aliana dari seberang telepon itu.
"Jangan seperti itu! By the way! Aku boleh main ke rumahmu? Di rumahku, err--biasa.. Mom memarahi Dad lagi, dan kali ini--guci merah buatan Taiwan yang baru dibeli Dad beberapa hari lalu--sudah pecah" jelasnya panjang lebar dengan suara menahan tawa. Apa-apaan anak itu? Ckckck. Nebula menelan ludahnya, terdengar bunyi 'glek' dari seberang telepon. "Ok! Kemari saja! Dan--jangan lupa untuk selalu membawakanku
cemilan untuk dimakan. Di rumahku tak ada makanan" jawab pemuda Amerika itu seraya melirik-lirik isi kulkasnya yang berada tak jauh dari tempat telepon-tanpa-kabel itu. "Oh! Tentu! Aku sudah memegang beberapanya, dan--aku akan bawa DVD yang baru kubeli beberapa hari lalu. Sediakan DVD Player-mu, sob!" ucap suara riang dari seberang telepon yang diikuti oleh suara 'cklek' pelan pertanda telepon ditutup. Bocah berusia 13 tahun itu hanya mengedikkan kepalanya, dan kembali ke ruang keluarga.
5 menit kemudian...
Tok..Tok..Tok..
"Nebula!! Cepat buka! Ada anjing mengejarku! Dan--ada tiga!! Ayolah!" teriak sebuah suara dari balik pintu berkayu mahoni itu. Yeah--bisa terdengar ada suara gonggongan dibalik suara riang-berteriak yang menghiasi seisi halamannya.
Nebula
berjalan santai tanpa sedikitpun mempedulikan nasib teman wanitanya itu. Sesekali ia cekikikan karena mendengar suara teriakan tidak-sabaran yang dilontarkan wanita itu. Tak lama--ia membuka pintu mahoni bercat biru tua itu dan bisa melihat sesosok wanita seusianya yang sedang kerepotan memegangi banyak kantung, dan berkeringat. Bahkan--wanita itu tak melihat bahwa sang pemilik rumah sudah berada di depannya, menggantikan pintu--merasakan bagaimana rasanya digedor-gedor. "Bagus. Itu sakit, Aliana!" ucapnya malas seraya sebelumnya menepuk pundak kecil milik gadis itu. "Oh! Sorry! Aku masuk, ya! Anjing itu!!" balas gadis itu panik dan kemudian main masuk saja ke kediaman keluarga Andromeda. Well. Nebula merasa--ada yang aneh. Halamannya kan, dilingkari oleh pagar besi dan sangat tidak mungkin ada anjing yang masuk karena pagar tertutup rapat. Dasar! Ketakutan Aliana terhadap hal seperti itu--sudah berlebihan!
"Kau tahu? Anjing itu mengejarku dari rumah Bill--tetanggaku yang baru-baru ini dibelikan mobil" ucap Aliana setelah duduk dan bersantai di depan televisi seraya membuka satu kantung "Cheesy Potato's" yang sengaja dibawanya "Aku kenal Bill, Aliana! Well. Cukup jauh, menurutku. Bill kan baru pindah! seminggu yang lalu kalau tidak salah" sambung Nebula seraya menyambar sekantung penuh cemilan yang baru dibuka oleh Aliana. "Eh? Pindah? Jadi--mau apa Bill bermain di rumah lamanya?" tanya Aliana seraya menghampiri DVD player berwarna putih-keperakkan yang tergeletak di samping televisi 29" milik keluarga itu. "Dunno! Mungkin mencoba mobil barunya! Lagipula--kudengar, mobilnya itu tipe Porsche 256 A, rite?" tanyanya dengan sedikit memutar otak. "Yep. Porsche 256 A. Warna hijau--terkenal tua tapi--antik. Bill orang yang seperti itu, kan?" jawab gadis berambut panjang--yang sekarang sedang mencari-cari DVDnya di dalam kotak DVD berwarna biru pucat yang ia bawa.
Mereka berdua bersandar di sofa paling nyaman seraya memakan cemilan yang dibawa gadis bermata hijau itu. Well. Tak bisa dipungkiri, memang. DVD yang dibawa Aliana cukup menarik, dan Nebula merasa beruntung bisa menontonnya.
"Well. Kenapa tadi kau berteriak ketakutan saat kau sudah sampai di rumahku?" tanya Nebula membuka topik. "Eh? Kau tahu, kan? Anjing! Anjing itu mengejarku!" balas Aliana ngotot seperti ingin memakan pemuda di sampingnya itu. "Aku tahu!" balas Nebula keras seraya membelokkan badannya, sehingga menatap gadis mungil berusia 13 itu "--maksudku.. Pagar rumahku sudah kau tutup, kan? Dan--pagarku terbuat dari besi. Mustahil anjing itu bisa masuk halaman" jelas Nebula seraya mencoba mengalihkan perhatian Aliana yang sangat terlihat fokus pada tiap kejadian yang terjadi di film yang mereka tonton itu. "Eh? Aku belum menutup pagarnya! Dan--anjing itu terus berlari mengejarku!" bantah Aliana dengan mengambil remote putih di atas meja, menekan tombol Pause pada remote itu dan mengarahkannya pada televisi 29" itu. "Jangan bergurau! Aku melihat anjing itu susah payah menaiki pagarku yang sudah terkunci rapat"
"Justru kau yang jangan bergurau, Nebula! Anjing itu sangat jelas masih mengincarku dan mereka berlari"
KRINGG!!!
Telepon lagi? Dari siapa? Pemuda itu menghentikan obrolannya dengan gadis mungil di dekatnya dan beralih mengambil telepon hitam-tanpa-kabel itu. Menekan salah satu tombol yang tertera paling atas, dan mendekatkan telepon itu ke telinganya. "Hello! Nebula disini! Tidak ada siapa-siapa. Kalau kau mencari orang lain selain Nebula, maka--tutup saja teleponnya!" ucapnya sedikit kasar. Tak ada suara di seberang telepon. Hanya suara sesuatu sedang diasah--seperti benda tajam, dan suara angin yang berdesir pelan. Nebula diam. Tak bergeming sedikitpun. Ia tak bisa mengatakan apa-apa hingga akhirnya--pemuda 13 tahun itu menutup teleponnya. "Dari siapa?" tanya Aliana. "Entahlah. Diam saja!" jawabnya dengan pelan. Pemuda itu kembali duduk dan menyandarkan punggungnya ke pinggiran sofa. Aneh. Tadi--anjing. Lalu--telepon. Apa lagi? Dasar, Aneh!
Wajah pemuda itu tegang. Pucat pasi. Tampangnya gelisah. Aliana pun ikut resah. "Kau tak apa, Nebula?" tanyanya seraya mencoba melihat mata terang milik pemuda kecil Andromeda itu. "Tidak apa" jawabnya singkat. Huff--ANEH.
another day, another casualty
2:10 AM